Translate

Tuesday, December 9, 2014

Books "TEKA-TEKI TERAKHIR"

Judul Asli : TEKA-TEKI TERAKHIR
Copyright © by Annisa Ihsani
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Editor : Ayu Yudha
Desain sampul : EorG
Cetakan I : Maret 2014 ; 256 hlm ; ISBN 978-602-03-0298-0
Rate : 4 of 5

Kota kecil Littlewood dipisahkan oleh sebuah sungai yang membagi pemukiman penduduk dalam dua sisi yang berbeda. Di sisi sebelah kanan, hunian lebih besar karena termasuk fasilitas sekolah, gereja dan supermarket. Sedangkan sisi sebelah kiri sungai hanya ada dua hunian, satu milik keluarga Welman dan satu dihuni oleh keluarga Maxwell. Keluarga Maxwell cukup dikenal oleh penduduk Littlewood karena mereka justru jarang bersosialisasi atau saling memperkenalkan diri dengan penduduk lainnya. Bahkan oleh anak-anak, pasangan suami-istri Maxwell dikabarkan merupakan penyihir yang tidak menyukai anak-anak. Tiada yang tahu kebenaran dari aneka isu yang terjadi karena tak satu pun dari mereka berani untuk mengetuk dan masuk ke dalam kediaman keluarga Maxwell. Hingga pada suatu hari, Laura Welman – si bungsu yang selalu takut untuk melewati kediaman Maxwell saat berangkat ke sekolah, berjumpa dengan salah satu anggota keluarga Maxwell yang akan merubah kehidupannya.



“Tahukah dirimu bahwa nol tercatat pertama kali digunakan oleh orang-orang Babilonia sebagai simbol untuk melambangkan kekosongan. Simbol ini juga muncul pada peradaban Maya sekitar abad ke-4. Berabad-abad kemudian seorang ahli matematika India bernama Brahmagupta menggunakan nol untuk pertama kali sebagai angka yang bisa ditambahkan, dikurangi, dikali, dan dibagi. Mendapat nol tidak terlalu buruk, terutama setelah begitu lama pencariannya.”
Dari sebuah kertas ujian matematikanya yang dibuang karena mendapat nilai nol, Laura berkenalan lebih dekat dengan Profesor Maxwell yang menemukan kertas itu di tempat pembuangan sampah rumahnya. Ia juga berkenalan dengan kucing keluarga Maxwell yang bernama Eratosthenes – orang pertama yang menghitung keliling Bumi. Dan ketika Nyonya Maxwell menunjukkan perpustakaan pribadi mereka dan memperbolehkan Laura datang untuk membaca atau meminjam buku-buku tersebut kapan saja .... wowww asyik sekali (#mataku-jadi-berbinar-binar-membayangkannya ... 6(*0*)9 ... ) dan semenjak saat itu Laura sering berkunjung dan mengenal lebih dekat para anggota keluarga Maxwell yang sangat-sangat menarik. Profesor James dan Eliza Maxwell bukan saja membuat Laura menyukai matematika, melainkan juga membuka wawasan tentang keindahan alam semesta beserta isinya melalui sudut pandang ilmuwan matematika. Tentang matematika murni yang membahas kebenaran dan keindahan. Bahwa pemahaman tentang matematika itu luas namun cukup sederhana untuk dipahami dan disukai.

Bahkan diriku yang sebenarnya ‘anti-matematika’ mendadak ikut penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang teori-teori serta sejarah para ilmuwan, terutama kaum wanita yang termasuk ilmuwan brilian namun tidak tercatat dalam sejarah atau diakui keberhasilannya, hanya karena mereka adalah ‘wanita’ bukan kaum ‘pria’ ... Melalui sudut pandang sosok gadis cilik bernama Laura, pembaca diajak menelusuri keindahan akan karya seni yang dikenal sebagai ‘matematika’ yang ternyata bukan sekedar soal hitung-menghitung belaka. Disajikan dengan gaya bahasa yang terus terang kusangka sebagai hasil terjemahan dari bahasa Inggris yang sangat bagus, ini adalah salah satu karya asli yang mampu membuatku terkesima semenjak halaman pertama hingga akhir (bahkan kisah ini jauh lebih menarik dibandingkan An Abundance of Katherines karya John Green yang juga mengangkat tema ‘perhitungan matematika dan logika’). Kisah ini mengingatkan diriku akan keindahan hubungan antara manusia dalam karya adaptasi Beautiful Minds (dibintangi oleh Russell Crowe). Tak sabar menantikan buku kedua dari sang penulis \(^_^)/ Just Love It !!!

Tentang Penulis :
Annisa Ihsani memiliki ketertarikan terhadap teka-teki logika sejak tahun pertamanya sebagai mahasiswi jurusan ilmu komputer. Setelah mendapatkan gelar Master dari University of Groningen, ia mulai menulis novel Teka-Teki Terakhir, sesuatu yang mengubahnya menjadi pecandu kafein. Saat ini ia tinggal bersama suaminya di Bogor, tempat menghabiskan sebagian besar waktu untuk mengarang percakapan untuk teman-teman imajiner di novelnya yang kedua.

[ more about the author & related works, just check at here : Annisa Ihsani | on Goodreads | on Facebook | at Twitter | at Tumblr ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
109th Book in Finding New Author Challenge
262th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.